Indonesia, 22 Mei 2025 – Setiap tanggal 22 Mei, dunia memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional (International Day for Biological Diversity). Peringatan ini menjadi momen penting bagi seluruh bangsa, termasuk Indonesia, untuk merenungkan pentingnya kelestarian hayati sebagai dasar kehidupan, termasuk dalam sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional.
Hari Keanekaragaman Hayati pertama kali ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1993, sebagai respons terhadap ancaman global terhadap keanekaragaman makhluk hidup. Awalnya diperingati setiap 29 Desember, hari ini kemudian dipindahkan ke tanggal 22 Mei sejak tahun 2000 untuk memperingati disahkannya Konvensi Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity) pada Konferensi PBB di Nairobi, Kenya, tahun 1992.
Sebagai negara megabiodiversitas, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kekayaan hayatinya. Dari hutan tropis hingga lahan pertanian, kekayaan genetik flora dan fauna Indonesia merupakan aset yang tak ternilai.
Dalam konteks pertanian, keanekaragaman hayati merupakan fondasi utama sistem produksi pangan yang tangguh. Keragaman varietas tanaman, hewan ternak, mikroorganisme tanah, dan serangga penyerbuk seperti lebah memberikan perlindungan alami terhadap hama, penyakit, dan perubahan iklim.
Pertanian yang berbasis keanekaragaman hayati juga mendukung pertanian berkelanjutan. Penggunaan varietas lokal yang adaptif terhadap kondisi lingkungan setempat mampu mengurangi ketergantungan pada input kimia dan meningkatkan ketahanan pangan jangka panjang.
Peringatan tahun ini menjadi ajakan kepada petani, peneliti, dan pengambil kebijakan untuk mengintegrasikan prinsip keanekaragaman hayati dalam seluruh sistem pertanian. Indonesia juga didorong untuk memperkuat kerja sama internasional dalam perlindungan benih asli (germplasm), sekaligus memberdayakan masyarakat adat sebagai penjaga utama pengetahuan lokal dan keanekaragaman hayati.
Hari Keanekaragaman Hayati adalah pengingat bahwa masa depan pangan Indonesia bergantung pada bagaimana kita menjaga keragaman hayati hari ini. Dari ladang ke meja makan, setiap unsur kehidupan memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan bumi.