Pada setiap tanggal 14 Agustus, bangsa Indonesia memperingati Hari Pramuka sebagai penghormatan atas lahirnya Gerakan Pramuka yang diresmikan pada tahun 1961 oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden No. 238. Gerakan ini lahir dari penyatuan berbagai organisasi kepanduan yang telah ada sebelumnya, dengan tujuan membina generasi muda agar memiliki karakter tangguh, disiplin, dan berjiwa gotong royong sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sejak saat itu, Pramuka tidak hanya menjadi wadah pendidikan nonformal, tetapi juga simbol kebersamaan dan semangat pengabdian kepada masyarakat.
Dalam perjalanannya, Pramuka turut berperan aktif dalam pembangunan pertanian Indonesia. Melalui berbagai kegiatan seperti urban farming, pelatihan hidroponik, hingga proyek ketahanan pangan di pedesaan, anggota Pramuka terlibat langsung mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kedaulatan pangan. Beberapa Kwartir Daerah bahkan menjalin kemitraan dengan dinas pertanian setempat untuk mengembangkan lahan percontohan, mengajarkan teknik bercocok tanam yang modern, serta memanfaatkan teknologi tepat guna demi meningkatkan hasil pertanian. Peran ini menunjukkan bahwa Pramuka tidak hanya berfokus pada pembentukan karakter, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam bidang ekonomi dan lingkungan.
Kini, di tengah tantangan perubahan iklim dan krisis pangan global, kiprah Pramuka di sektor pertanian menjadi semakin penting. Dengan semangat inovasi dan kepedulian terhadap kelestarian alam, gerakan ini dapat mendorong lahirnya generasi petani muda yang tangguh dan berdaya saing tinggi. Melalui aksi-aksi nyata dan kegiatan edukatif yang konsisten, Pramuka membantu mewujudkan cita-cita kemandirian pangan sekaligus memperkuat keberlanjutan pertanian di Indonesia, membuktikan bahwa mereka adalah agen perubahan yang setia berkarya untuk negeri.