Forum Digital AgTech Indonesia 2025 Dorong Transformasi Digital Pertanian Berbasis Bukti

Malang, 11 November 2025 — Forum Digital AgTech Indonesia 2025 yang diselenggarakan di Universitas Brawijaya menjadi momentum penting dalam mendorong percepatan transformasi digital pertanian di Indonesia. Kegiatan kolaboratif antara Beanstalk (Australia), Kementerian Pertanian, dan Universitas Brawijaya ini mempertemukan pemerintah, akademisi, startup, pelaku usaha, penyuluh, serta petani dari berbagai daerah untuk membahas arah pembangunan sektor pertanian berbasis teknologi. Kegiatan penelitian/kajian tentang teknologi pertanian digital di Indonesia ini merupakan hibah dari  Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR).

Forum ini dibuka oleh Wakil Rektor Universitas Brawijaya dan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) Kementerian Pertanian. Dalam sambutannya, Wakil Rektor Universitas Brawijaya menekankan pentingnya wadah untuk menjembatani antara dunia akademik sebagai penghasil inovasi dan dunia industri sebagai pengguna inovasi, mengingat masih ada kesenjangan panjang  antara hasil riset kampus dengan kebutuhan praktis di lapangan. Kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan pelaku usaha dinilai belum sepenuhnya optimal, padahal sejumlah negara telah terbukti berkembang pesat karena kuatnya sinergi tersebut. Forum ini diharapkan menjadi ruang untuk mempertemukan perguruan tinggi sebagai penghasil teknologi/inovasi, pelaku usaha sebagai pengguna inovasi, dan pemerintah sebagai pihak yang berperan dalam mengatur tata kelolanya melalui regulasi.

Temuan awal kajian yang dipaparkan dalam forum ini yakni Evidence to Underpin Indonesia Agriculture Technology Transformation. Survei menunjukkan bahwa sebagian besar petani—baik pengguna maupun non-pengguna teknologi—telah mengenal berbagai inovasi digital seperti digital finance dan IoT untuk irigasi. Teknologi tersebut dinilai bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, serta mempermudah pemantauan usaha tani. Namun kendala seperti keterbatasan infrastruktur, biaya investasi, dan persepsi bahwa teknologi sulit digunakan masih menjadi tantangan utama.

Sesi diskusi membahas pentingnya pendekatan digitalisasi yang tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga pada pembangunan kepercayaan petani. Infrastruktur dasar, model bisnis yang lebih relevan, segmentasi pasar, dan peran tokoh lokal menjadi faktor penentu keberhasilan adopsi. Startup agritech turut memperlihatkan potensi besar melalui beragam inovasi, meskipun masih menghadapi hambatan publikasi dan pendanaan.

Perguruan tinggi, termasuk Universitas Brawijaya, menegaskan komitmennya dalam menghasilkan riset yang aplikatif, seperti teknologi Fruit Sensing Mekaspektra dan Meta Vision berbasis citra. Pemerintah didorong untuk hadir sebagai enabler, mulai dari penyediaan infrastruktur hingga skema pembiayaan yang memudahkan akses petani dan pelaku usaha terhadap teknologi.

Forum menyimpulkan bahwa transformasi digital pertanian hanya dapat terwujud apabila teknologi, manusia, dan kebijakan bergerak selaras. Dengan dukungan bukti ilmiah dan kolaborasi yang kuat, digitalisasi pertanian diharapkan mampu meningkatkan produktivitas, memperkuat daya saing, dan memberi kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *